DOSEN : ANDRIZA, SST., M.Kes
PENDAHULUAN
Manusia pada hakekatnya adalah mahkluk sosial, yang dalam kehidupan sehari- hari tidak bisa lepas dari kegiatan interaksi dan komunikasi. Komunikasi merupakan bagian integral kehidupan manusia, apapun statusnya di masyarakat. Sebagai mahkluk sosial, kegiatan sehari- hari selalu berhubungan dengan orang lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan hidup.
Proses Komunikasi
•a.
Perspektif psikologis
Ketika komunikator berniat akan menyampaikan
pesan, dalam dirinya akan terjadi proses encoding ( proses mengemas dan
membungkus pikiran dengan bahasa yang dilakukan komunikator ), hasil encoding berupa pesan itu kemudian ditransmisikan kepada
komunikan. Kemudian komunikan terlibat dalam proses komunikasi intrapesonal.
Proses dalam diri komunikan ini disebut decoding
( seolah- olah membuka kemasan atau bungkus
pesan yang diterima dari komunikator ).
b. Perspektif mekanis
Ini berlangsung saat komunikator mentransfer
dengan bibir atau tangan, pesan sampai tertangkap komunikan. Ini dapat
dilakukan dengan indera telinga atau indera lainnya. Proses komunikasi ini
bersifat kompleks karena bergantung situasi.
Faktor Yang
Mempengaruhi Komunikasi
Proses komunikasi dipengaruhi
oleh beberapa faktor ( Potte; & Perry, 1993 ).
a. Perkembangan
Agar dapat berkomunikasi efektif dengan
seseorang, bidan harus mengerti pengaruh perkembangan usia, baik dari sisi
bahasa maupun proses berpikir orang tersebut. Cara berkomunikasi anak usia
remaja berbeda dengan anak usia balita. Kepada remaja, Anda mungkin perlu
belajar bahasa “ gaul “ mereka sehingga remaja yang kita ajak bicara akan
merasa kita mengerti mereka dan komunikasi diharapkan akan lancar.
b. Persepsi
Persepsi adalah pandangan pribadi seseorang
terhadap suatu kejadian atau peristiwa. Persepsi ini dibentuk oleh pengharapan
atau pengalaman. Perbedaan persepsi dapat mengakibatkan terhambatnya
komunikasi. Misalnya, kata “ beton “ akan menimbulkan perbedaan persepsi antara
ahli bangunan dengan orang awam.
c. Nilai
Nilai adalah standar yang mempengaruhi perilaku
sehingga penting bagi bidan untuk menyadari nilai seseorang. Bidan perlu
berusaha untuk mengetahui dan mengklarifikasi nilai sehingga dapat membuat
keputusan dan interaksi yang tepat dengan klien. Dalam hubungan profesional,
bidan diharapkan tidak terpengaruh oleh nilai pribadi.
Perbedaan nilai tersebut dapat dicontohkan
sebagai berikut, misalnya klien memandang abortus tidak sebagai perbuatan dosa,
sementara bidan memandang abortus sebagai tindakan dosa. Hal ini dapat
menyebabkan konflik antara bidan dengan klien.
d. Latar Belakang Sosial Budaya
Bahasa dan gaya komunikasi akan sangat
dipengaruhi oleh faktor- faktor budaya. Budaya juga akan membatasi cara
bertindak dan berkomunikasi.
Seorang remaja putri yang berasal dari daerah
lain ingin membeli makanan khas di suatu daerah. Pada saat membeli makanan
tersebut, remaja ini tiba- tiba menjadi pucat ketakutan karena penjual
menanyakan padanya berapa banyak cabai merah yang dibutuhkan untuk campuran
makanan yang akan dibeli. Apa yang terjadi ?
Remaja tersebut merasa dimarahi oleh penjual
karena cara menanyakan cabai itu seperti membentak, padahal penjual merasa
tidak memarahi remaja tersebut. Hal ini dikarenakan budaya dan logat bicara
penjual yang memang keras dan tegas sehingga terkesan seperti marah bagi orang
dengan latar budaya yang berbeda.
e. Emosi
Emosi merupakan perasaan subjektif terhadap
suatu kejadian. Emosi seperti marah, sedih, senang akan dapat mempengaruhi
bidan dalam berkomunikasi dengan orang lain. Bidan perlu mengkaji emosi klien
dengan tepat. Selain itu, bidan juga perlu mengevaluasi emosi yang ada dirinya
agar dalam melakukan asuhan kebidanan tidak terpengaruh oleh emosi bawah
sadarnya.
f. Jenis Kelamin
Setiap jenis kelamin mempunyai gaya komunikasi
yang berbeda. Tanned ( 1990 )
menyebutkan bahwa wanita dan laki- laki mempunyai perbedaan gaya komunikasi.
Dari usia tiga tahun, wanita bermain dengan
teman baiknya atau dalam group kecil, menggunakan bahasa untuk mencari
kejelasan dan meminimalkan perbedaan, serta membangun dan mendukung keintiman.
Laki- laki di lain pihak, menggunakan bahasa
untuk mendapatkan kemandirian aktivitas dalam grup yang lebih besar, dan jika
ingin berteman, mereka melakukannya dengan bermain.
g. Pengetahuan
Tingkat pengetahuan mempengaruhi komunikasi.
Seseorang yang tingkat pengetahuannya rendah akan sulit merespons pertanyaan
yang mengandung bahasa verbal dengan tingkat pengetahuan yang lebih tinggi.
Bidan perlu mengetahui tingkat pengetahuan klien sehingga dapat berinteraksi
dengan baik dan akhirnya dapat memberi asuhan yang tepat kepada klien.
h. Peran dan Hubungan
Gaya dan komunikasi sesuai dengan peran dan
hubungan antarorang yang berkomunikasi. Cara komunikasi seorang bidan dengan
kolganya, dengan cara komunikasi seorang bidan pada klien akan berbeda,
tergantung peran. Demikian juga antara orang tua dan anak.
i. Lingkungan
Lingkungan interkasi akan mempengaruhi
komunikasi yang efektif. Suasana yang bising, tidak ada privasi yang tepat,
akan menimbulkan keracunan, ketagangan, dan ketidaknyamanan. Misalnya,
berdiskusi di tempat yang ramai tentu tidak nyaman. Untuk itu bidan perlu
menyiapkan lingkungan yang tepat dan nyaman sebelum interaksi dengan klien.
Begitu juga dengan lingkungan fisik. Tingkah
laku manusia berbeda dari satu tempat ke tempat lain. Misalnya, saat seseorang
berkomunikasi dengan sahabatnya akan berbeda apabila berbicara dengan
pimpinannya.
j. Jarak
Jarak dapat mempengaruhi komunukasi. Jarak
tertentu akan memberi rasa aman dan kontrol. Misalnya, individu yang merasa
terancam ketika seseorang tidak dikenal tiba- tiba berada pada jarak yang
sangat dekat dengan dirinya. Hal ini juga yang dialami oleh klien pada saat
pertama kali berinterkasi dengan bidan. Untuk itu, bidan perlu memperhitungkan
jarak yang tepat pada saat melakukan hubungan dengan klien.
k. Citra Diri
Manusia mempunyai gambaran tertentu mengenai
dirinya, status sosial, kelebihan dan kekurangannya. Citra diri terungkap dalam
komunikasi.
l. Kondisi Fisik
Kondisi fisik mempunyai pengaruh terhadap
komunikasi. Artinya, indra pembicaraan mempunyai andil terhadap kelancaran
dalam berkomunikasi.
a. Komunikasi Massa
Komunikasi massa ialah komunikasi melalui media
masa modern yang meliputi surat kabar, siaran radio dan televisi. Komunikasi
massa menyiarkan informasi, gagasan, dan sikap kepada komunikan yang beragam
dalam jumlah yang banyak menggunakan media melakukan komunikasi massa ini kebih
sukar dibanding komunikasi antar pribadi.
b. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal didefinisikan sebagai
komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih secara tatap muka ( R.
Wayne Pace, 1979 ). Sedangkan menurut Joseph A. Devito komunikasi interpersonal
adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan- pesan antara dua orang atau
diantara sekelompok kecil orang – orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan
balik seketika.
Menurut
sifatnya komunikasi interpersonal dibedakan menjadi dua yaitu:
•a)
Komunikasi diadik yaitu komunikasi antara dua orang dalam situasi tatap muka.
Dapat dilakukan dalam bentuk percakapan dialog dan wawancara. Dialog dilakukan
bentuk percakapan dialog dan wawancara. Dialog dilakukan dalam situasi yang
lebih intim, akrab, lebih personil, sedang wawancara lebih serius.
•b)
Komunikasi triadik yaitu adalah komunikasi antar pribadi yang pelakunya lebih
dari tiga orang yakni seorang komunikator dan dua orang komunikan. Komunikasi
interpersonal berlangsung secara dialogis sehingga memungkinkan interkasi dan
dianggap sebagai komunikasi yang paling ampuh dalam mengubah sikap,
kepercayaan, opini dan perilaku komunikan, karena dilakukan secara tatap muka.
3 perilaku dalam komunikasi
interpersonal yaitu :
a) Perilaku spontan ( spontaneus behaviour ) adalah
perilaku yang dilakukan berdasar desakan emosi dan dilakukan tanpa sensor serta
revisi secara kognisi.
b) Perilaku menurut kebiasaan ( script behaviour ) adalah
perilaku berdasarkan kebiasaan kita. Perilaku itu khas dilakukan pada suatu
keadaan misal mengucapkan selamat pagi dll.
c) Perilaku sadar (contrived behaviour ) adalah
perilaku yang dipilih
berdasarkan situasi yang ada.
3) Kompetensi dan kecakapan
komunikasi interpersonal
Agar berjalan sesuai yang diharapkan diperlukan
kemampuan dan kecakapan dalam melakukan komunikasi interpersonal. Kompetensi
komunikasi adalah tingkat dimana perilaku kita dalam komunikasi interpersonal
sesuai dan cocok dengan situasi dan membantu kita mencapai tujuan komunikasi
interpersonal yang kita lakukan dengan orang lain.
c. Komunikasi
intrapersonal/intrapribadi/intrapersonal communication
Merupakan proses komunikasi yang terjadi pada
diri seseorang. Orang tersebut berperan sebagai komunikator maupun komunikan,
orang berbicara sendiri, berdialog sendiri dan dijawan sendiri. Terjadinya
proses komunikasi ini karena seseorang yang memberi arti terhadap suatu objek
yang diamati atau tersirat dalam pikirannya. Dalam proses pengambilan keputusan
biasanya dihadapkan pada jawaban ya atau tidak. Untuk menjawabnya perlu
pemikiran yang bisa dilakukan dengan komunikasi intrapersonal atau dengan diri sendiri.
d. Komunikasi kelompok
Komunikasi kelompok atau group communication adalah komunikasi yang berlangsung antara
seorang komunikator dengan sekelompok orang jumlahnya lebih dari dua orang.
Sekelompok orang yang menjadi komunikan bisa sedikit atau banyak.
Jika komunikan dalam kelompok kecil maka disebut
komunikasi kelompok kecil ( small group
communication ), dan jika jumlahnya banyak
maka disebut komunikasi kelompok besar ( large group communication ).
Secara teoritis dalam ilmu komunikasi yang membedakan kelompok kecil atau besar
bukan dari jumlahnya secara matematis tetapi berdasarkan kualitas proses
komunikasi.