Saturday, 22 October 2016

KOMUNIKASI DALAM PRAKTIK KEBIDANAN
DOSEN : ANDRIZA, SST.,
M.Kes


PENDAHULUAN
    Manusia pada hakekatnya adalah mahkluk sosial, yang dalam kehidupan sehari- hari tidak bisa lepas dari kegiatan interaksi dan komunikasi. Komunikasi merupakan bagian integral kehidupan manusia, apapun statusnya di masyarakat. Sebagai mahkluk sosial, kegiatan sehari- hari selalu berhubungan dengan orang lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan hidup.
Proses Komunikasi

a.      Perspektif psikologis
  Ketika komunikator berniat akan menyampaikan pesan, dalam dirinya akan terjadi proses encoding ( proses mengemas dan membungkus pikiran dengan bahasa yang dilakukan komunikator ), hasil encoding berupa pesan itu kemudian ditransmisikan kepada komunikan. Kemudian komunikan terlibat dalam proses komunikasi intrapesonal. Proses dalam diri komunikan ini disebut decoding          ( seolah- olah membuka kemasan atau bungkus pesan yang diterima dari komunikator ).
b.      Perspektif mekanis
      Ini berlangsung saat komunikator mentransfer dengan bibir atau tangan, pesan sampai tertangkap komunikan. Ini dapat dilakukan dengan indera telinga atau indera lainnya. Proses komunikasi ini bersifat kompleks karena bergantung situasi.
Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi

    Proses komunikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor ( Potte; & Perry, 1993 ).
a.      Perkembangan
     Agar dapat berkomunikasi efektif dengan seseorang, bidan harus mengerti pengaruh perkembangan usia, baik dari sisi bahasa maupun proses berpikir orang tersebut. Cara berkomunikasi anak usia remaja berbeda dengan anak usia balita. Kepada remaja, Anda mungkin perlu belajar bahasa “ gaul “ mereka sehingga remaja yang kita ajak bicara akan merasa kita mengerti mereka dan komunikasi diharapkan akan lancar.
b.      Persepsi
       Persepsi adalah pandangan pribadi seseorang terhadap suatu kejadian atau peristiwa. Persepsi ini dibentuk oleh pengharapan atau pengalaman. Perbedaan persepsi dapat mengakibatkan terhambatnya komunikasi. Misalnya, kata “ beton “ akan menimbulkan perbedaan persepsi antara ahli bangunan dengan orang awam.
c.       Nilai
     Nilai adalah standar yang mempengaruhi perilaku sehingga penting bagi bidan untuk menyadari nilai seseorang. Bidan perlu berusaha untuk mengetahui dan mengklarifikasi nilai sehingga dapat membuat keputusan dan interaksi yang tepat dengan klien. Dalam hubungan profesional, bidan diharapkan tidak terpengaruh oleh nilai pribadi.
     Perbedaan nilai tersebut dapat dicontohkan sebagai berikut, misalnya klien memandang abortus tidak sebagai perbuatan dosa, sementara bidan memandang abortus sebagai tindakan dosa. Hal ini dapat menyebabkan konflik antara bidan dengan klien.

d.      Latar Belakang Sosial Budaya
       Bahasa dan gaya komunikasi akan sangat dipengaruhi oleh faktor- faktor budaya. Budaya juga akan membatasi cara bertindak dan berkomunikasi.
      Seorang remaja putri yang berasal dari daerah lain ingin membeli makanan khas di suatu daerah. Pada saat membeli makanan tersebut, remaja ini tiba- tiba menjadi pucat ketakutan karena penjual menanyakan padanya berapa banyak cabai merah yang dibutuhkan untuk campuran makanan yang akan dibeli. Apa yang terjadi ? 
      Remaja tersebut merasa dimarahi oleh penjual karena cara menanyakan cabai itu seperti membentak, padahal penjual merasa tidak memarahi remaja tersebut. Hal ini dikarenakan budaya dan logat bicara penjual yang memang keras dan tegas sehingga terkesan seperti marah bagi orang dengan latar budaya yang berbeda.
e.       Emosi
      Emosi merupakan perasaan subjektif terhadap suatu kejadian. Emosi seperti marah, sedih, senang akan dapat mempengaruhi bidan dalam berkomunikasi dengan orang lain. Bidan perlu mengkaji emosi klien dengan tepat. Selain itu, bidan juga perlu mengevaluasi emosi yang ada dirinya agar dalam melakukan asuhan kebidanan tidak terpengaruh oleh emosi bawah sadarnya.
f.       Jenis Kelamin
      Setiap jenis kelamin mempunyai gaya komunikasi yang berbeda. Tanned        ( 1990 ) menyebutkan bahwa wanita dan laki- laki mempunyai perbedaan gaya komunikasi.
     Dari usia tiga tahun, wanita bermain dengan teman baiknya atau dalam group kecil, menggunakan bahasa untuk mencari kejelasan dan meminimalkan perbedaan, serta membangun dan mendukung keintiman.
     Laki- laki di lain pihak, menggunakan bahasa untuk mendapatkan kemandirian aktivitas dalam grup yang lebih besar, dan jika ingin berteman, mereka melakukannya dengan bermain.
g.      Pengetahuan
   Tingkat pengetahuan mempengaruhi komunikasi. Seseorang yang tingkat pengetahuannya rendah akan sulit merespons pertanyaan yang mengandung bahasa verbal dengan tingkat pengetahuan yang lebih tinggi. Bidan perlu mengetahui tingkat pengetahuan klien sehingga dapat berinteraksi dengan baik dan akhirnya dapat memberi asuhan yang tepat kepada klien.
h.      Peran dan Hubungan
    Gaya dan komunikasi sesuai dengan peran dan hubungan antarorang yang berkomunikasi. Cara komunikasi seorang bidan dengan kolganya, dengan cara komunikasi seorang bidan pada klien akan berbeda, tergantung peran. Demikian juga antara orang tua dan anak.
i.        Lingkungan
    Lingkungan interkasi akan mempengaruhi komunikasi yang efektif. Suasana yang bising, tidak ada privasi yang tepat, akan menimbulkan keracunan, ketagangan, dan ketidaknyamanan. Misalnya, berdiskusi di tempat yang ramai tentu tidak nyaman. Untuk itu bidan perlu menyiapkan lingkungan yang tepat dan nyaman sebelum interaksi dengan klien.
    Begitu juga dengan lingkungan fisik. Tingkah laku manusia berbeda dari satu tempat ke tempat lain. Misalnya, saat seseorang berkomunikasi dengan sahabatnya akan berbeda apabila berbicara dengan pimpinannya.
j.        Jarak
     Jarak dapat mempengaruhi komunukasi. Jarak tertentu akan memberi rasa aman dan kontrol. Misalnya, individu yang merasa terancam ketika seseorang tidak dikenal tiba- tiba berada pada jarak yang sangat dekat dengan dirinya. Hal ini juga yang dialami oleh klien pada saat pertama kali berinterkasi dengan bidan. Untuk itu, bidan perlu memperhitungkan jarak yang tepat pada saat melakukan hubungan dengan klien.
k.      Citra Diri
    Manusia mempunyai gambaran tertentu mengenai dirinya, status sosial, kelebihan dan kekurangannya. Citra diri terungkap dalam komunikasi.
l.        Kondisi Fisik
     Kondisi fisik mempunyai pengaruh terhadap komunikasi. Artinya, indra pembicaraan mempunyai andil terhadap kelancaran dalam berkomunikasi.
a.      Komunikasi Massa
      Komunikasi massa ialah komunikasi melalui media masa modern yang meliputi surat kabar, siaran radio dan televisi. Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan, dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak menggunakan media melakukan komunikasi massa ini kebih sukar dibanding komunikasi antar pribadi.
b.      Komunikasi Interpersonal
     Komunikasi interpersonal didefinisikan sebagai komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih secara tatap muka ( R. Wayne Pace, 1979 ). Sedangkan menurut Joseph A. Devito komunikasi interpersonal adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan- pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang – orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika.
    Menurut sifatnya komunikasi interpersonal dibedakan menjadi dua yaitu:
a)      Komunikasi diadik yaitu komunikasi antara dua orang dalam situasi tatap muka. Dapat dilakukan dalam bentuk percakapan dialog dan wawancara. Dialog dilakukan bentuk percakapan dialog dan wawancara. Dialog dilakukan dalam situasi yang lebih intim, akrab, lebih personil, sedang wawancara lebih serius.
b)      Komunikasi triadik yaitu adalah komunikasi antar pribadi yang pelakunya lebih dari tiga orang yakni seorang komunikator dan dua orang komunikan. Komunikasi interpersonal berlangsung secara dialogis sehingga memungkinkan interkasi dan dianggap sebagai komunikasi yang paling ampuh dalam mengubah sikap, kepercayaan, opini dan perilaku komunikan, karena dilakukan secara tatap muka.
3 perilaku dalam komunikasi interpersonal yaitu :
  a)      Perilaku spontan ( spontaneus behaviour ) adalah perilaku yang dilakukan berdasar desakan emosi dan dilakukan tanpa sensor serta revisi secara kognisi.
  b)     Perilaku menurut kebiasaan ( script behaviour ) adalah perilaku berdasarkan kebiasaan kita. Perilaku itu khas dilakukan pada suatu keadaan misal mengucapkan selamat pagi dll.
  c)      Perilaku sadar (contrived behaviour ) adalah perilaku yang dipilih berdasarkan situasi yang ada.
3)      Kompetensi dan kecakapan komunikasi interpersonal
  Agar berjalan sesuai yang diharapkan diperlukan kemampuan dan kecakapan dalam melakukan komunikasi interpersonal. Kompetensi komunikasi adalah tingkat dimana perilaku kita dalam komunikasi interpersonal sesuai dan cocok dengan situasi dan membantu kita mencapai tujuan komunikasi interpersonal yang kita lakukan dengan orang lain.
c.       Komunikasi intrapersonal/intrapribadi/intrapersonal communication
  Merupakan proses komunikasi yang terjadi pada diri seseorang. Orang tersebut berperan sebagai komunikator maupun komunikan, orang berbicara sendiri, berdialog sendiri dan dijawan sendiri. Terjadinya proses komunikasi ini karena seseorang yang memberi arti terhadap suatu objek yang diamati atau tersirat dalam pikirannya. Dalam proses pengambilan keputusan biasanya dihadapkan pada jawaban ya atau tidak. Untuk menjawabnya perlu pemikiran yang bisa dilakukan dengan komunikasi intrapersonal atau dengan diri sendiri.
d.      Komunikasi kelompok
  Komunikasi kelompok atau group communication adalah komunikasi yang berlangsung antara seorang komunikator dengan sekelompok orang jumlahnya lebih dari dua orang. Sekelompok orang yang menjadi komunikan bisa sedikit atau banyak.
  Jika komunikan dalam kelompok kecil maka disebut komunikasi kelompok kecil ( small group communication ), dan jika jumlahnya banyak maka disebut komunikasi kelompok besar ( large group communication ). Secara teoritis dalam ilmu komunikasi yang membedakan kelompok kecil atau besar bukan dari jumlahnya secara matematis tetapi berdasarkan kualitas proses komunikasi.

   

KOMUNIKASI DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

KOMUNIKASIDALAM PRAKTIK KEBIDANAN
DOSEN : ANDRIZA, SST.,
M.Kes

PENDAHULUAN

KOMUNIKASI EFEKTIF
        Komunikasi efektif menurut Mc. Crosky Larson dan Knapp dalam bukunya An Introduction to Interpersonal Communication mengatakan bahwa komunikai yang efektif dapat dicapai dengan mengusahakan ketepatan ( acurancy ) yang paling tinggi derajatnya antara komunikator dan komunikan dalam setiap situasi.   Komunikasi yang lebih efektif terjadi apabila komunikator dan komunikan terdapat persamaan dalam pengertian, sikap dan bahasa. Melakukan komunikasi efektif tidak mudah, beberapa ahli komunikasi menyatakan bahwa tidak mungkin seseorang melakukan komunikasi yang benar- benar efektif. Ada banyak hambatan yang dapat merusak komunikasi. 
 
Pengertian Komunikasi Efektif

1.      Pengertian Komunikasi Efektif
            Komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap ( attitude change ) pada orang yang terlihat dalam komunikasi.
            Tujuan komunikasi efektif adalah memberi kemudahan dalam memahami pesan yang disampaikan antara pemberi dan penerima sehingga bahasa lebih jelas, lengkap, pengiriman dan umpan balik seimbang, dan melatih penggunaan bahasa nonverbal secara baik

Komunikasi efektif adalah komunikasi di mana :
a.       Pesan diterima dan dimengerti sebagaimana yang dimaksud oleh pengirimnya.
b.      Pesan disetujui oleh penerima dan ditindaklanjuti dengan perbuatan yang diamati oleh pengirim.
c.       Tidak ada hambatan untuk melakukan apa yang seharunya dilakukan untuk menindaklanjuti pesan yang dikirim.  
2.      Proses Komunikasi Efektif
     Suksesnya proses komunikasi sehingga dapat menghasilkan komunikasi yang efektif tentu saja dipengaruhi oleh banyak faktor baik itu faktor dari komunikator maupun dari komunikan. Willbur Schramm menampilkan “ the condition of succsess communication ” sebagai berikut :
a.       Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian komunikan. Untuk merancang suatu pesan yang dapat menarik perhatian ini sebaiknya komunikator harus mencari tahu dulu karakteristik orang yang akan kita beri pesan. Selain itu penyampai pesan yang menarik dan mudah dipahami.
b.      Pesan harus menggunakan lambang- lambang tertuju kepada pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan dengan beberapa metode dan tidak hanya secara lisan. Pesan yang disampaikan dengan melibatkan beberapa panca indera misal dapat dilihat, didengar dan diraba akan lebih mudah dimengerti daripada pesan itu hanya disampaikan secara lisan.
c.       Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikasi dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut. Jadi pesan sesuai harapan atau sesuai kebutuhan penerima pesan. Pesan yang disampaikan akan terasa membosankan dan tidak ada arti bagi penerima pesan apabila pesan itu tidak dibutuhkan.
d.      Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan, dimana komunikan digerakkan untuk memberikan tanggapan sesuai yang dikehendaki. Solusi pemecahan masalah harus dikemukakan untuk dapat membantu klien keluar dari masalahnya.
3.      Unsur- Unsur Dalam Membangun Komunikasi Efektif
      •Dengan mengidentifikasi unsur dalam komunikasi efektif ke dalam lima sikap  ( cara ) dan teknik untuk menghadirkan  diri secara fisik yang dapat memfasilitasi komunikasi yang terapeutik sebagai berikut :
a.      Berhadapan
   Arti dari posisi ini adalah “ saya siap untuk anda” .
b.      Mempertahankan kontak mata
        Kontak mata pada level yang sama berarti mengahrgai klien dan menyatakan keinginan untuk tetap berkomunikasi.
c.       Membungkuk ke arah klien
       Posisi ini menunjukkan keinginan untuk mengatakan atau mendengarkan sesuatu.
d.      Mempertahankan sikap terbuka
        Dalam arti tidak melipat kaki atau tangan. Menunjukkan keterbukaan untuk berkomunikasi.
e.       Tetap relaks
         Sikap relaks dapat mengontrol keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi dalam memberi respons pada klien.
f.       Isyarat vokal
        Yaitu isyarat paralinguistik, termasuk semua kualitas bicara nonverbal. Misalnya tekanan suara, kualitas suara, tertawa, irama, dan kecepatan bicara.
g.      Isyarat tindakan
        Yaitu semua gerakan tubuh, termasuk ekspresi wajah dan sikap tubuh.
h.      Isyarat objek
        Yaitu objek yang digunakan secara sengaja atau tidak sengaja oleh seseorang seperti pakaian dan benda pribadi lainnya.
i.        Ruang
        Memberikan isyarat tentang kedekatan hubungan antara dua orang, hal ini didasarkan pada norma- norma sosial budaya yang dimiliki.
j.        Sentuhan
      Yaitu kontak fisik antara dua orang dan merupakan komunikasi nonverbal yang paling personal. Respons seseorang terhadap tindakan ini sangat dipengaruhi oleh tatanan dan latar belakang budaya, jenis hubungan, jenis kelamin, usia dan harapan.
       
Untuk membantu meningkatkan efektifitas komunikasi dapat dilakukan dengan cara :
a.      Sebagai pengirim
  1)      Menggunakan bahasa yang tepat dan menarik serta dimengerti oleh penerima.
  2)      Menggunakan empati dengan berusaha menempatkan diri ditempat penerima.
  3)      Mempertajam persepsi dengan membayangkan bagaimana pesan akan diterima, dibaca, ditafsir dan ditanggapi oleh penerima.
4)      Mengendalikan bentuk tanggapan dengan menggunakan kode atau lambang yang tepat dan saluran yang sesuai.
5)      Bersedia menerima umpan balik positif maupun negatif.
6)      Mengembangkan kredibilitas diri sehingga dapat dipercaya karena kualitas pribadi, mutu hidup dan keahlian profesional.
7)      Mempertahankan hubungan baik dengan penerima.
b.      Sebagai penerima
  1)      Meningkatkan kemampuan untuk mendengarkan sampai
  mampu mendengarkan dengan empatik.
  2)      Waspada terhadap prasangka, bias, dan apriori dan sikap
  tidak terbuka dari kita.
  3)      Mengembangkan kecakapan menyampaikan umpan balik
  secara konstruktif.
  4)      Berusaha berfikir kreatif terhadap pesan yang diterima.
  5)      Bersikap terbuka tetapi kritis.
  6)      Benar- benar mengerti pesan komunikasi, jangan malu
  bertanya apabila pesan belum kita tangkap atau tidak
  dimengerti.
  7)      Saat mengambil keputusan sadar akan tujuannya.

 

Prinsip Pemenuhan kebutuhan mekanika tubuh, postur, ambulasi dan mobilisasi

Prinsip Pemenuhan kebutuhan mekanika tubuh, postur, ambulasi dan mobilisasi

Oleh :
ANDRIZA, S.ST., M.Kes
 
Mekanika Tubuh
Pengertian Mekanika Tubuh adalah Usaha koordinasi dari muskuluskeletal dan sistem saraf utk mempertahankan keseimbangan yang tepat.mekanika tubuh dan pengaturan posisi tersebut merupakan cara menggunakan tubuh secara efisien, yaitu tidak banyak mengeluarkan tenaga, terkoordinir, serta aman dlm menggerakkan dan mempertahankan keseimbangan selama aktifitas
Prinsip Mekanika Tubuh

1.Gravitasi : yaitu memandang gravitasi sebagai sumbu dlm pergerakan tubuh, terdapat 3 faktor yg diperhatikan dlm gravitasi
  - Pusat gravitasi (Center of gravity), titik di pertengahan tubuh
  - Garis gravitasi (Line of gravity), garis imaginer vertikalmelalui pusat 
     gravitasi
  - Dasar dari tumpuan (Base of support), dasar tempat seseorang dlm
          posisi istirahat utk menopang/ menahan tubuh.
2.Keseimbang. Dicapai dengan cara mempertahankan posisi garis gravitasi diantara pusat gravitasi dan dasar tumpuhan.
3.Berat. dlm menggunakan mekanika tubuh yg sangat diperhatikan adlh berat karna berat benda sangat mempengaruhi mekanika tubuh
Pergerakan Dasar Dlm Mekanika  
Tubuh
  
1)Gerakan (Ambulating)
  gerakan yg benar dpt membantu mempertahankan keseimbangan tubuh. Cth: keseimbangan pada saat org berdiri dan saat org berjalan akan berbeda. Org yg berdiri akan lebih mudah stabil dibanding org yg berjalan, karna pada posisi berjalan terjadi perpindahan dasar tumpuan dari sisi satu ke sisi lain dan pusat gravitasi selalu berubah pada posisi kaki. Saat berjalan terdpat dua fase yaitu fase menahan berat dan fase mengayun yg akan menghasilkan gerakan halus dan berirama
2)   Menahan (Squatting)
  dlm melakukan pergantian, posisi menahan selalu berubah. Cth: posisi org yg duduk akan berbeda dgn org yg jongkok, dan tentunya akan berbeda dgn posisi membungkuk. Gravitasi adalah hal yg hrs diperhatikan utk memberikan posisi yg tepat dlm menahan.dlm menahan sangat diperlukan dasar tumpuan yg tepat utk mencegah kelainan tubuh dan memudahkan gerakan yg akan dilakukan.
 
3)   Menarik  (Pulling)
  menarik dgn benar akan memudahkan utk memindahkan benda., terdapat beberapa hal yg diperhatikan sebelum menarik benda yaitu ketinggia, letak benda (sebaiknya berada di depan org yg akan menarik),posisi kaki dan tubuh dlm menarik (seperti condong ke depan dari panggul), sodorkan telapak tangan dan lengan atas dibawah pusat gravitasi pasien, lengan atas dan siku diletakkan pada permukaan tempat tidur, pinggul, lutut dan pergelangan kaki ditekuk dan lalu lakukan penarikan.
 
4)   Mengangkat    (Lifting)
  mengangkat merupakan cara pergerakan daya tarik. Gunakan otot-otot besar dari tumit, paha bagian atas dan kaki bagian bawah, perut dan pinggul untuk mengurangi rasa sakit pada daerah tubuh bagian belakang.
5)Memutar (pivoting)
  merupakan gerakan utk memutar anggota tubuh dan bertumpu pada tulang belakang. Gerakan memutar yg baik memperhatikan ketiga unsur gravitasi dlm pergerakan agar tdk memberi pengaruh buruk pd postur tubuh
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Mekanika Tubuh
1.Status Kesehatan : perubahan status kes dpt mempengaruhi sistem muskuloskeletal dan sistem saraf berupa penurunan koordinasi. Perubahan tersebut dpt disebabkan oleh penyakit, berkurangnya kemampuan utk melakukan aktifitas sehari-hari.
2.Nutrisi : kekurangan nutrisi dpt menyebabkan kelemahan otot dan memudahkan terjadinya penyakit
3. Emosi
  Kondisi psikologis seseorang dpt memudahkan perubahan dlm perilaku yg dpt menurunkan kemampuan mekanika tubuh dan ambulasi yg baik. Seseorang yg mengalami perasaan tdk aman, tdk bersemangat dan harga diri yg rendah, akan mudah mengalamiperubahan dlm mekanika tubuh dan ambulasi.
4. Situasi dan kebiasaan
  cth sering mengangkat benda-benda berat akan menyebabkan perubahan mekanika tubuh dan ambulasi.
5. Gaya hidup
  Perubahan pola hidup dpt menyebabkan stres dan kemungkinan besar akan menimbulkan kecerobohan dlm beraktivitas, sehingga dpt menganggu koordinasi antara sistem muskoleskeletal dan neurologiyg akhirnya akan mengakibatkan perubahn mekanika tubuh.
6. Pengetahuan
  Pengetahuan yg baik terhadap mekanika tubub akan mendorong seseorang untuk mempergunakannya secara benar, sehingga akan mengurangi energi yg telah dikeluarkan. Sebaliknya, pengetahuan kurang akan beresiko mengalami gangguan koordinasi sistem neurologi dan muskuloskeletal
Dampak mekanika tubuh

üTerjadi ketegangan sehingga memudahkan timbulnya kelelahan dan gangguan sistem muskuleskeletal
üRisiko terjadinya kecelakaan pada sistem muskuloskeletal. Seseorang salah dlm berjongkok atau berdiri, maka akan memudahkan terjadigangguan dlm struktur muskuloskeletal, misal kelainan pada tulang vetebra
Pengaturan posisi

1.Posisi Fowler
   adalah posisi setengah duduk atau dudu, dimana bagian kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan. Posisi ini dilakukan untuk mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernapasan pasien
Cara :
a.Jelaskan prosedur yg akan dilakukan
b.Dudukkan pasien
c.Berikan sandaran pada tempat tidur pasien atau atur tempat tidur, posisi semi fowler (30-45 derajat) fowler (90 derajat)
d.Anjurkan pasien untuk tetap berbaring setengah duduk
2. Posisi Sim
  adl posisi miring ke kanan atau miring ke kiri. Posisi ini dilakukan utk memberi kenyamanan dan memberikan obat per anus (suppositoria)
Cara :
a.Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
b.Pasien dlm keadaan berbaring, kemudian miringkan ke kiri dgn posisi badan setengah telungkup dan kaki kiri lurus lutut. Paha kanan ditekuk diarahkan ke dada.
c.Tangan kiri di atas kepala atau dibelakang punggung dan tangan kanan di atas tempat tidur.
d.Bila pasien miring ke kanan dgn posisi badan setengah telungkup dan kaki kanan lurus, lutut, dan paha kiri ditekuk diarahkan ke dada
e.Tangan kanan di atas kepala atau di belakang punggung dan tangan kiri di atas tempat tidur
3. Posisi Tredelenburg
  Posisi pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah daripada bagian kaki. Posisi ini dilakukan utk melancarkan peredaran darak ke otak.
Cara :
a.Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
b. pasien dalam keadaan berbaring telentang, letakkan bantal di antara kepala dan ujung tempat tidur pasien, dan berikan bantal dibawah lipatan lutut.
c.Berikan balok penopang pada bagian kaki tempat tidur atau atur tempat tidur khusus dengan meninggikan bagian kaki pasien.
4. Posisi Dorsal Recumbent
  pada posisi ini pasien berbaring telentang dgn kedua lutut fleksi (ditarik atau direnggangkan) diatas tempat tidur. Posisi ini dilakukan utk merawat dan memeriksa genetalia serta proses persalinan.
Cara :
a.Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
b.Pasien dlm keadaan berbaring telentang, pakaian bawah di buka dan renggangkan kedua kaki.
c.Pasang selimut
5. Posisi Litotomi
  posisi berbaring telentang dgn mengangkat kedua kaki dan menariknya ke atas bagian perut. Posisi ini dilakukan utk memeriksa genetalia pada proses persalinan dan memasang alat kontrasepsi
Cara :
a.Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
b.Pasien dlm keadaan berbaring telentang, kemudian angkat kedua paha dan tarik ke arah perut
c.Tungkai bawah membentuk sudut 90 derajat terhadap paha
d.Letakkan bagian lutut/ kaki pada tempat tidur khusus utk posisi litotomi
e.Pasang selimut
6. Posisi Genu Pectoral
  Pada posisi ini pasien menungging dgn kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada bagian alas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa daerah rektum dan sigmoid
Cara :
a.Jelaskan prosedur yg akan dilakukan
b.Anjurkan pasien utk posisi menungging dgn kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada kasur tempat tidur.
c.Pasang selimut pada pasien.
 
Ambulasi Dan Mobilitas

 Ambulasi merupakan upaya seseorang utk melakukan latihan jalan atau berpindah tempat. Mobilitas merupakan suatu kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah, dan teratur dgn tujuan utk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan kesehatannya
Jenis Mobilitas

1.Mobilitas penuh
  merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh dan bebas sehingga dpt melakukan interaksi sosial dan menjalankan peran sehari-hari. Mobilitas penuh ini merupakan fungsi saraf motorik volunter dan sensorik uk dpt mengontrol seluruh area tubuh seseorang.
2. Mobilitas sebagian
  merupakan kemampuan seseorang utk bergerak dgn batasan yg jelas, n tdk mampu bergerak secara
Faktor yang mempengaruhi Mobilitas

1.Gaya Hidup
2.Proses Penyakit/ injuri.
3.Kebudayaan  cth : org yang memiliki budaya sering berjalan jauh memiliki kemampuan mobilitas yang kuat, sebaliknya ada orang yg mengalami gangguan mobilitas (sakit) karena adat dan budaya tertentu dilarang untuk beraktivitas.
4.Tingkat energi seseorang.
5.Usia dan status perkembangan
Tindakan Yang Berhubungan dgn Ambulasi dan Mobilitas
1.Latihan Ambulasi
a.Duduk  diatas tempat tidur
Cara:
1.Jelaskan prosedur yg akan dilakukan
2.Anjurkan pasien utk meletakkan tangan di samping badannya dgn telapak tangan menghadap ke bawah
3.Berdirilah di samping tempat  tidur kemudian letakkan tangan pada bahu pasien
4.Bantu pasien utk duduk dan beri penopang/bantal
1.Latihan Ambulasi
b. Turun dan berdiri
Cara
1. jelaskan prosedur yg akan dilakukan
2. Atur kursi roda dlm posisi terkunci
3. Berdirilah menghadap pasien dgn kedua kaki merenggang
4. Fleksikan lutut dan pinggang
5. Anjurkan pasien utk meletakkan kedua tangannya dibahu anda dan letakkan kedua tangan anda di samping kanan kiri pinggang pasien
6. Ketika pasien melangkah kelantai tahan lutut anda paha lutut pasien
c. Membantu berjalan
Cara:
1.Jelaskan prosedur yg akan dilakukan
2.Anjurkan pasien utk meletakkan tangan di samping badan atau memegang telapak tangan anda
3.Berdiri disamping pasien dan pegang telapak dan lengan tangan pada bahu paasien
4.Bantu pasien utk jalan
2. Membantu ambulasi dgn memindahkan pasien
Merupakan tindakan keperawatan dgn cara memindahkan pasien yg tdk dpt atau tdk boleh berjalan dri tempat tidur ke branchard
Cara:
a.Jelaskan prosedur yg akan dilakukan
b.Atur branchard dlm posisi terkunci
c.Bantu pasien dgn 2-3 org
d.Berdiri menghadap pasien
e.Silangkan tangan di depan anda.
f.Tekuk lutut anda, kemudian masukkan tangan ke bawah tubuh  pasien.
g.Org pertama meletakkan tangan dibawah  leher/ bahu dan bawah pinggang.
Angkat bersama dan pindahkan ke branchard




  

4)   Mengangkat    (Lifting)
  mengangkat merupakan cara pergerakan daya tarik. Gunakan otot-otot besar dari tumit, paha bagian atas dan kaki bagian bawah, perut dan pinggul untuk mengurangi rasa sakit pada daerah tubuh bagian belakang.
5)Memutar (pivoting)
  merupakan gerakan utk memutar anggota tubuh dan bertumpu pada tulang belakang. Gerakan memutar yg baik memperhatikan ketiga unsur gravitasi dlm pergerakan agar tdk memberi pengaruh buruk pd postur tubuh