Friday, 21 October 2016



ISSUE KESEHATAN LINGKUNGAN
DOSEN : ANDRIZA.SST.,M.Kes
 
1.   Standar Kompetensi (SK)
Mahasiswa dapat memahami issu kesehatan lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi

2.   Kompetensi Dasar (KD)
Mahasiswa mampu menjelaskan kesehatan lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi

3.   Indikator
Setelah memahami modul ini mahasiswa diharapkan dapat :
1.      Menjelaskan tentang kesehatan lingkungan dan kesehatan masyarakat
2.      Menjelaskan tentang hak-hak reproduksi terhadap kesehatan masyarakat
3.    Menjelaskan issu kesehatn lingkungan dan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi

4.                  Tujuan Pembelajaran
Dari pembelajaran ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan tentang surveilens dalam praktik kebidanan.






BAB III
ISSU KESEHATAN LINGKUNGAN

1.1       Definisi hak- hak reproduksi
Hak reproduksi merupakan bagian dari hak azasi manusia yang melekat pada manusia sejak lahir dan dilindungi keberadaannya. Sehingga pengekangan terhadap hak reproduksi berarti pengekangan terhadap hak azasi manusia. Hak reproduksi secara umum diartikan sebagai hak yang dimiliki oleh individu baik laki-laki maupun perempuan yang berkaitan dengan keadaan reproduksinya.
Berdasarkan Konferensi Internasional Kependudukan danPembangunan (ICPD) di
Kai ro 1994, ditentukan ada 12 hak-hak reproduksi. Namun demikian, hak reproduksi bagi remaja yang paling dominan dan secara sosial dan budaya dapat diterima di Indonesia mencakup 11 hak, yaitu:
1.   Hak untuk hidup (hak untuk dilindungi dari kematian karena kehamilan dan proses melahirkan)
2. Hak atas kebebasan dan keamanan berkaitan dengan kehidupan reproduksi.
3. Hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi dalam kehidupan berkeluarga
    dan kehidupan reproduksi.
4. Hak atas kerahasiaan pribadi dengan kehidupan reproduksinya terkait dengan
    informasi pendidikan dan pelayanan
5. Hak untuk kebebasan berfikir tentang kesehatan reproduksi.
6. Hak mendapatkan informasi dan pendidikan
     kesehatan reproduksi.
7. Hak membangun dan merencanakan keluarga
8. Hak untuk menentukan jumlah anak dan jarak kelahiran
9. Hak mendapatkan pelayanan dan perlindungan kesehatan reproduksi.
10. Hak mendapatkan manfaat dari kemajuan ilmu pengetahuan yang terkait dengan
      kesehatan reproduksi
11. Hak atas kebebasan berkumpul dan  berpartisipasi dalam politik yang berkaitan
       dengan kesehatan reproduksi.
12. Hak untuk bebas dari penganiayaan dan  perlakuan buruk termasuk perlindungan  
       dari perkosaan, kekerasaan, penyiksaan dan pelecehan seksual.

1.2     Definisi Kesehatan Seksual
Kesehatan seksual didefinisikan sebagai keadaan sejahtera secara fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan seksualitas.  Kesehatan seksual memerlukan adanya penghargaan terhadap seksualitas seseorang, termasuk dalam hal merasakan kenikmatan seksual dan hubungan seks yang aman tanpa paksaan dan kekerasan.
Jadi seseorang bisa bilang bahwa dirinya sehat seksual jika bisa memilih pasangan seksual, merasakan kenikmatan seksual, dan terbebas dari risiko kehamilan yang tidak direncanakan dan infeksi menular seksual, dan bebas dari segala paksaan dan kekerasan.
Sedangkan kesehatan reproduksi dapat didefinisikan sebagai keadaan sejahtera secara fisik,  mental dan sosial secara utuh, tidak semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, fungsi dan prosesnya. Jadi seseorang merasa sehat reproduksi jika organ reproduksinya mampu berfungsi dengan baik, bisa menentukan apakah mau memiliki anak, jumlah anak dan jarak antar anak, serta memilih alat kontrasepsi yang diinginkan tanpa adanya paksaan.
Hak seksual mencakup hak asasi manusia yang telah diakui oleh hukum nasional dan
internasionak, serta dokumen dan perjanjian internasional. Hak asasi ini termasuk hak semua
orang untuk bebas dari pemaksaan, diskriminasi dan kekerasan untuk:
    • Menerima pelayanan kesehatan yang berkualitas  terkait dengan seksualitas, termasuk  akses ke pelayanan kesehatan seksual dan reproduksi
    • Mencari dan menyampaikan informasi terkait dengan seksualitas

1.3     Penyakit Menular Seksual (PMS) Termasuk HIV/AIDS
Penyakit Menular Seksual (PMS) disebut juga venereal, berasal dari kata venus, yaitu dewi cinta dari romawi kuno. Penularan penyakit ini biasanya terjadi karena seringnya seseorang melakukan hubungan dengan berganti-ganti pasangan. Bisa juga karena melakukan hubungan seksual yang sebelumnya telah terjangkit salah satu penyakit ini. (Ajen Dianawati, 2003). Penyakit Menular Seksual (PMS) (kadang disebut Infeksi Menular Seksual atau penyakit kelamin) adalah sekelompok infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual.  Kebanyakan PMS dapat ditularkan melalui hubungan seksual antara penis, vagina, anus dan/atau mulut. Penyakit Menular Seksual (PMS) atau Penyakit Kelamin (venereal diseases) telah lama dikenal. Di Indonesia, PMS sering disebut sifilis dan kencing nanah.

1.3.1        Penyebab Penularan PMS
Salah satu akibat yang ditimbulkan oleh aktivitas seks yang kurang sehat adalah munculnya penyakit menular seksual. Penularan penyakit ini biasanya terjadi karena seringnya seseorang melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan. Bisa juga karena melakukan hubungan seksual dengan orang yang sebelumnya sudah terkena penyakit ini. (Ajen Dianawati, 2003).
Kontak tubuh yang dapat menularkan PMS adalah ciuman, hubungan seksual, hubungan seksual melalui anus, kunilingus, anilingus, felasio, dan kontak mulut atau genital dengan payudara.  Menurut Somelus (2008), Cara lain seseorang dapat tertular PMS juga melalui :
     1.Darah
        Dari tansfusi darah yang terinfeksi, menggunakan jarum suntik bersama, atau  benda tajam    lainnya ke bagian tubuh untuk menggunakan obat atas membuat tato.
2.Ibu hamil kepada bayinya
 Penularan selama kehamilan, selama proses kelahiran. Setelah lahir, HIV bisa menular
 melalui menyusui.
3.Herpes dapat menular melalui sentuhan karena penyakit herpes ini biasanya terdapat luka
    luka yang dapat menular bila kita tersentuh, memakai handuk yang lembab yang dipakai
    oleh orang penderita herpes.
Pembuatan tato di badan, tindik, atau penggunaan narkoba memberi sumbangan besar dalam penularan HIV/AIDS.  Sejak 2001, pemakaian jarum suntik yang tidak aman menduduki angka lebih dari 51 % cara penularan HIV/AIDS. Orang yang paling berisiko terkena PMS adalah orang yang suka berganti pasangan seksual dan orang yang walaupun setia pada satu pasangan namun pasangan tersebut suka berganti-ganti pasangan seksual. Kebanyakan yang terkena PMS berusia 15 – 29 tahun, tapi ada pula bayi yang lahir membawa PMS karena tertular dari ibunya.
Orang yang tergolong kelompok resiko terkena PMS adalah usia antara 20-30 tahun pada laki-laki, 16-24 tahun pada wanita, 20-24 tahun terjadi pada dua jenis kelamin. Hal demikian bisa juga terjadi pada pelancong, pekerja sek komersial atau diseut sebagai wanita tuna susil, pecandu narkotika dan homoseksual. Penyakit Menular Seksual Yang Disebabkan Oleh Organisme dan Bakteri
    a. HIV
 HIV adalah singkatan dari Human immunodeficiency Virus. Infeksi akut dilaporkan
dapat menyebabkan suatu sindrom menyerupai mononucleosis dengan gejala      demam,
malaise, nyeri otot, nyeri kepala, kelelahan, ruam generalisata, sakit tenggorokan,   
limfadenopati, dan lesi mukokutan yang khas. Salah satu kesulitan mengenali infeksi
Human Immunideficiency Virus (HIV) adalah masa laten tanpa gejala lama, antara 2 bulan
hingga 5 tahun. Umur rata-rata saat diagnosis infeksi Human Immunideficiency Virus
(HIV) ditegakkan adalah 35 tahun. (Benson and Pernoll, 2009)
a.       Gonorea
Gonorea merupakan penyakit menular yang paling sering di jumpai di berbagai Negara yang lebih maju.  Rerata di negara-negara ini adalah 5-10 kali lebih tinggi dibandingkan dengan negara yang kurang maju. Penyakit ini ditularkan melalui hubungan seksual.
Sebutan lain penyakit ini adalah kencing nanah. Penyakit ini menyerang organ seks dan organ kemih. Selain itu akan menyerang selaput lendir mulut, mata, anus, dan beberapa bagian organ tubuh lainnya. Bakteri yang membawa penyakit ini dinamakan gonococcus. Kokus gram negative yang menyebabkan penyakit ini yaitu Neisseria Gonorrhoeae. (Ajen Dianawati, 2003)

Gejala Klinis Gonorhea
1.    Pria :
                  Duh tubuh uretra, kental, putih kekuningan atau kuning
2.   Wanita :
                   Seringkali tanpa gejala, bila ada duh tubuh putih atau kuning terutama di daerah
                   mulut rahim sehingga perlu pemeriksaan dalam. (Depkes RI, 2008).
Konsekuensi kesehatan yang paling penting akibat infeksi gonorrhea adalah kerusakan tuba fallopi yang berkaitan dengan predisposisi terjadinya kehamilan ektopik (tuba) dan infertilitas.
b.    Sifilis
Sifilis dikenal juga dengan sebutan “raja singa”.Penyakit ini sangat berbahaya. Penyakit ini ditularkan melalui hubungan seksual atau penggunaan barang-barang dari seseorang yang tertular (seperti baju, handuk, dan jarum suntik). Penyebab timbulnya penyakit ini adalah kuman treponema pallidum. Kuman ini menyerang organ-organ penting tubuh lainnya seperti selaput lendir, anus, bibir, lidah dan mulut. Gejala umum yang timbul pada sifilis yaitu adanya luka atau koreng, jumlah biasanya satu, bulat atau, lonjong, dasar bersih, teraba kenyal sampai keras, tidak ada rasa nyeri pada penekanan. Kelenjar getah bening di lipat paha bagian dalam membesar, kenyal, juga tidak nyeri pada penekanan. Untuk gejala yang lebih khusus, penularan dan gejala yang yang terlihat terbagi dalam 3 tingkatan, dan setiap tingkatan berbeda-beda.
1. Tingkat I
     a. Penularannya sudah terdeteksi sekitar 10-90 hari setelah melakukan hubungan
        seksual.
                      b.Gejala yang terlihat adalah adanya luka kecil bernanah disertai rasa sakit yang amat sangat selanjutnya terjadi pembengkakan kelenjar getah bening yang mengeras disekitar luka, seperti dilipatan paha.
2. Tingkat II
     a.Terjadi sekitar 40 hari setelah masuk pada tingkat 1.
     b.Gejala yang terlihat adalah adanya luka-luka kecil berwarna merah di sekitar
        permukaan kulit, dari kulit kepala hingga telapak tangan dan kaki. Luka-luka ini
        timbul karena kuman telah menyebar melalui peredaran darah.
     c.Gejala lainnya adalah keluhan sakit tenggorokan, punsing, lesu, nyeri otot, terjadi kerontokan rambut, dan kulit kepala terasa gatal.
3. Tingkat III
    a.Terjadi setelah 10-15 tahun kemudian.
    b.Gejalanya antara lain ditemukan benjolan-benjolan pada bagian tubuh yang terserang.
Bernjolan tersebut melunak dan pecah sehingga mengeluarkan cairan. Bagian tubuh yang terserang akan mengalami kerusakan. Jika kuman mulai menyerang otak, orang yang terserang akan mengalami gangguan kejiwaan atau gila. Jika yang diserang bagian sumsum tulang belakang, niscaya orang tersebut akan mengalami kelumpuhan, kemunduran kerja jantung, dan kerusakan jaringan susunan saraf, serta masih banyak lagi kerusakan-kerusakan lainnya. Perempuan yang hamil bisa saja terserang penyakit ini, sehingga bayi yang akan lahir mengalami kelumpuhan fisik dan mental, itupun jika mereka dapat bertahan hidup. Biasanya, bayi-bayi ini akan meninggal dalam kandungan jika kuman menyerang uterus. Kalaupun bisa lahir, bayi-bayi ini meninggal seminggu setelah kelahirannya. Obat untuk menyelamatkan para bayi yang terserang penyakit ini sampai sekarang belum ada.
d. Vaginitis
Vaginitis adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan adanya infeksi atau peradangan vagina. Vaginitis biasanya ditandai dengan adanya cairan berbau kurang enak yang keluar dari vagina. Gejala lain adalah gatal atau iritasi di daerah kemaluan dan perih sewaktu kencing. Beberapa kasus vaginitis disebabkan oleh reaksi alergi atau kepekaan terhadap bahan kimia. Umumnya disebabkan oleh kuman yang ditularkan secara seksual atau yang tadinya menetap di vagina dan menjadi ganas karena gangguan keseimbangan di dalam vagina.
e.  Klamidia
Klamidia berasal dari kata Chlamydia, sejenis organisme mikroskopik yang dapat menyebabkan infeksi pada leher rahim, saluran indung telur, dan dan saluran kencing.
Gejala yang banyak dijumpai pada penderita penyakit ini adalah keluarnya cairan dari vagina yang berwarna kuning, disertai rasa panas seperti terbakar ketika kencing. Karena organisme ini dapat menetap selama bertahun-tahun dalam tubuh seseorang. Klamidia akan merusak organ reproduksi penderita dengan atau tanpa merasakan gejala apa pun.
f.   Candidiasis (Keputihan)
Merupakan infeksi pada muara dan saluran vagina yang paling sering terjadi oleh karena sejenis ragi.  Kuman Candida Albicans ini hidup pada selaput lendir dari sebagian besar orang yang sehat dan tentunya merupakan kuman yang umum ditemukan dalam vagina. 
Sebutan nama candida sebagai penyakit menular seksual masih baru, namun demikian semakin bertambah bukti adanya penularan melalui hubungan seks. Penyakit ini biasa juga disebut sebagai infeksi ragi. Sebenarnya, dalam vagina terdapat berjuta-juta ragi. Meskipun tidak akan menimbulkan masalah, karena ragi berkembang terlalu pesat, dalam keadaan tertentu dapat menyebabkan infeksi. Gejala yang dapat terlihat pada perempuan adalah keluarnya cairan kental berwarna putih disertai dengan pembengkakan dan gatal-gatal pada vagina. Pada laki-laki, infeksi ini dapat menyebabkan rasa panas, seperti terbakar dan gatal pada saluran kencingnya.  
g.   Chancroid
Penyakit ini diawali dengan benjolan-benjolan kecil yang muncul disekitar genetalia atau anus, 4-5 hari setelah kontak dengan penderita. Benjolan itu akhirnya akan terbuka dan mengeluarkan cairan yang berbau tidak sedap. Borok chancroid pada pria biasanya sangat menyakitkan, sedangkan pada wanita tidak menimbulkan rasa sakit Chancroid adalah sejenis bakteri yang menyerang kulit kelamin dan menyebabkan luka kecil bernanah. Jika luka ini pecah, bakteri akan menjalar kearah pubik dan kelamin.
h.   Granula inguinale
Penyakit ini sama dengan chancroid, yaitu disebabkan oleh bakteri. Bagian yang terserang biasanya permukaan kulit penis, bibir vagina, klitoris, dan anus, akan berubah membentuk jaringan berisi cairan yang mengeluarkan bau tidak sedap selanjutnya akan terjadi pembesaran yang bersifat permanen atau terlihat sesekali pada penis, klitoris, dan kandung pelir. Penderita bisa kehilangan berat badan, kemudian meninggal dunia.  
Penyakit ini tidak memperlihatkan gejala-gejala awal, Memasuki masa 3 bulan, barulah terlihat adanya infeksi yang sangat berbahaya dan dapat ditularkan kepada orang lain.

3.3.2 Pencegahan PMS/HIV-AIDS
Cara utama mencegah Penyakit Menular Seksual (PMS) termasuk juga HIV/AIDS adalah :
1. Pencegahan penularan melalui hubungan seksual dengan berprilaku seksual yang aman (dikenal dengan singkatan “ABC”)
a.  Abstinensia adalah tidak melakukan  hubungan seksual sebelum menikah
       b. Be faithful adalah setia terhadap pasangan yang sah (suami-istri)
       c. Condom;  menggunakan kondom
2.   Pencegahan penularan melalui darah
3.   Pencegahan penularan darah ibu ke anak
Tanda dan Gejala Penyakit Menular Seksual HIV AIDS biasanya terjadi pada; (1) saluran pencernaan ; pendrita Penyakit Menular Seksual HIV AIDS menampakkan tanda dan gejala seperti hilangnya nafsu  makan, mual dan muntah, kerap mengalami penyakit jamur pada rongga mulut dan kerongkongan, serta mengalami diarhea yang kronik. Hal tersebut dapat terjadi pada : (1) Saluran pernafasan; Penderita Penyakit Menular Seksual HIV AIDS mengalami nafas pendek, nafas berhenti sekejap, batuk, nyeri dada dan demam seprti terserang infeksi virus lainnya (Pneumonia). Tidak jarang diagnosa pada stadium awal Penyakit Menular Seksual HIV AIDS diduga sebagai TBC. (3) Saluran kemih dan Reproduksi pada wanita; Penderita seringkali mengalami penyakit jamur pada vagina, hal ini sebagai tanda awal terinfeksi Penyakit Menular Seksual HIV AIDS. Luka pada saluran kemih, menderita penyakit syphillis dan dibandingkan Pria maka wanita lebih banyak jumlahnya yang menderita penyakit cacar. Lainnya adalah penderita Penyakit Menular Seksual HIV AIDS wanita banyak yang mengalami peradangan rongga (tulang) pelvic dikenal sebagai istilah ‘pelvic inflammatory disease (PID)’ dan mengalami masa haid yang tidak teratur (abnormal), (4) System Integument (Jaringan kulit). Penderita Penyakit Menular Seksual HIV AIDS mengalami serangan virus cacar air (herpes simplex) atau carar api (herpes zoster) dan berbagai macam penyakit kulit yang menimbulkan rasa nyeri pada jaringan kulit. Lainnya adalah mengalami infeksi jaringan rambut pada kulit (Folliculities), kulit kering berbercak (kulit lapisan luar retak-retak) serta Eczema atau psoriasis; (5). System Persyarafan; Terjadinya gangguan pada persyarafan central yang mengakibatkan kurang ingatan, sakit kepala, susah berkonsentrasi, sering tampak kebingungan dan respon anggota gerak melambat. Pada sistem persyarafan ujung (Peripheral) akan menimbulkan nyeri dan kesemutan pada telapak tangan dan kaki, reflek tendon yang kurang, selalu mengalami tensi darah rendah dan Impoten.  (6). Berat badan tubuh; Penderita Penyakit Menular Seksual HIV AIDS mengalami hal yang disebut juga wasting syndrome, yaitu kehilangan berat badan tubuh hingga 10% dibawah normal karena gangguan pada sistem protein dan energi di dalam tubuh seperti yang dikenal sebagai malnutrisi termasuk juga karena gangguan absorbsi/penyerapan makanan pada sistem pencernaan yang mengakibatkan diarhea kronik, kondisi letih dan lemah kurang bertenaga.
RANGKUMAN
1.      Hak reproduksi secara umum diartikan sebagai hak yang dimiliki oleh individu baik laki-laki maupun perempuan yang berkaitan dengan keadaan reproduksinya.
2.      Kesehatan seksual didefinisikan sebagai keadaan sejahtera secara fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan seksualitas. 
3.      Kesehatan seksual memerlukan adanya penghargaan terhadap seksualitas seseorang,
 termasuk dalam hal merasakan kenikmatan seksual dan hubungan seks yang aman tanpa paksaan dan kekerasan.
4.      Kesehatan reproduksi dapat didefinisikan sebagai keadaan sejahtera secara fisik,  mental dan sosial secara utuh, tidak semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, fungsi dan prosesnya.
5.      Penyakit Menular Seksual (PMS) (kadang disebut Infeksi Menular Seksual atau penyakit kelamin) adalah sekelompok infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual. Salah satu akibat yang ditimbulkan oleh aktivitas seks yang kurang sehat adalah munculnya penyakit menular seksual.
6.      Penularan penyakit ini biasanya terjadi karena seringnya seseorang melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan. Bisa juga karena melakukan hubungan seksual dengan orang yang sebelumnya sudah terkena penyakit ini.
7.      Kontak tubuh yang dapat menularkan PMS adalah ciuman, hubungan seksual, hubungan seksual melalui anus, kunilingus, anilingus, felasio, dan kontak mulut atau genital dengan payudara.  



TUGAS TERSTRUKTUR
Secara berkelompok, lima atau enam orang buatlah sebuah makalah untuk dipresentasikan di depan kelas, tentang issu kesehatan lingkungan yang terkait dengan kesehatan reproduksi remaja.


EVALUASI
1.      Jelaskan secara singkat definisi kesehatan reproduksi remaja!.
2.      Jelaskan pula apa yang dimaksud kesehatan seksual!.
3.    Jelaskan apa yang saudara ketahui tentang penyakit menular seksual dan bagaimana cara pencegahannya!.
4.    Jelaskan apa penyebab terjadinya kekerasan dan perkosaan terhadap perempuan!
5.    Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat.

No comments:

Post a Comment