ISSUE KESEHATAN LINGKUNGAN
DOSEN : ANDRIZA.SST.,M.Kes
1.
Standar Kompetensi (SK)
Mahasiswa dapat memahami issu kesehatan lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi
2.
Kompetensi Dasar (KD)
Mahasiswa mampu menjelaskan kesehatan lingkungan yang
berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi
3.
Indikator
Setelah memahami modul ini mahasiswa diharapkan dapat
:
1.
Menjelaskan tentang kesehatan lingkungan
dan kesehatan masyarakat
2.
Menjelaskan tentang hak-hak reproduksi
terhadap kesehatan masyarakat
3.
Menjelaskan issu kesehatn lingkungan dan
kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi
4.
Tujuan Pembelajaran
Dari pembelajaran ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan tentang surveilens
dalam praktik kebidanan.
BAB III
ISSU KESEHATAN LINGKUNGAN
1.1 Definisi hak- hak reproduksi
Hak reproduksi merupakan bagian dari hak azasi manusia
yang melekat pada manusia sejak lahir dan dilindungi keberadaannya. Sehingga
pengekangan terhadap hak reproduksi berarti pengekangan terhadap hak azasi
manusia. Hak reproduksi secara umum diartikan sebagai hak yang dimiliki oleh
individu baik laki-laki maupun perempuan yang berkaitan dengan keadaan
reproduksinya.
Berdasarkan Konferensi Internasional Kependudukan
danPembangunan (ICPD) di
Kai ro 1994, ditentukan ada 12 hak-hak reproduksi.
Namun demikian, hak reproduksi bagi remaja yang paling dominan dan secara
sosial dan budaya dapat diterima di Indonesia mencakup 11 hak, yaitu:
1.
Hak untuk hidup
(hak untuk dilindungi dari kematian karena kehamilan dan proses melahirkan)
2. Hak atas kebebasan dan keamanan berkaitan dengan
kehidupan reproduksi.
3. Hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi
dalam kehidupan berkeluarga
dan
kehidupan reproduksi.
4. Hak atas kerahasiaan pribadi dengan kehidupan reproduksinya
terkait dengan
informasi
pendidikan dan pelayanan
5. Hak untuk kebebasan berfikir tentang kesehatan reproduksi.
6. Hak mendapatkan informasi dan pendidikan
kesehatan reproduksi.
7. Hak membangun dan merencanakan keluarga
8. Hak untuk menentukan jumlah anak dan jarak kelahiran
9. Hak mendapatkan pelayanan dan perlindungan
kesehatan reproduksi.
10. Hak mendapatkan manfaat dari kemajuan ilmu pengetahuan
yang terkait dengan
kesehatan
reproduksi
11. Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik yang berkaitan
dengan
kesehatan reproduksi.
12. Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk termasuk perlindungan
dari
perkosaan, kekerasaan, penyiksaan dan pelecehan seksual.
1.2 Definisi
Kesehatan Seksual
Kesehatan seksual didefinisikan sebagai keadaan
sejahtera secara fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak semata-mata
terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan
seksualitas. Kesehatan seksual
memerlukan adanya penghargaan terhadap seksualitas seseorang, termasuk dalam
hal merasakan kenikmatan seksual dan hubungan seks yang aman tanpa paksaan dan
kekerasan.
Jadi seseorang bisa bilang bahwa dirinya sehat seksual
jika bisa memilih pasangan seksual, merasakan kenikmatan seksual, dan terbebas
dari risiko kehamilan yang tidak direncanakan dan infeksi menular seksual, dan
bebas dari segala paksaan dan kekerasan.
Sedangkan kesehatan reproduksi dapat didefinisikan sebagai keadaan sejahtera secara
fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak semata-mata terbebas dari
penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem
reproduksi, fungsi dan prosesnya. Jadi seseorang merasa sehat reproduksi jika
organ reproduksinya mampu berfungsi dengan baik, bisa menentukan apakah mau
memiliki anak, jumlah anak dan jarak antar anak, serta memilih alat kontrasepsi
yang diinginkan tanpa adanya paksaan.
Hak seksual mencakup hak asasi manusia yang telah
diakui oleh hukum nasional dan
internasionak, serta dokumen dan perjanjian
internasional. Hak asasi ini termasuk hak semua
orang untuk bebas dari pemaksaan, diskriminasi dan
kekerasan untuk:
• Menerima
pelayanan kesehatan yang berkualitas
terkait dengan seksualitas, termasuk
akses ke pelayanan kesehatan seksual dan reproduksi
• Mencari
dan menyampaikan informasi terkait dengan seksualitas
1.3 Penyakit
Menular Seksual (PMS)
Termasuk HIV/AIDS
Penyakit Menular
Seksual (PMS) disebut juga venereal, berasal dari kata venus, yaitu dewi
cinta dari romawi kuno. Penularan penyakit ini biasanya terjadi karena
seringnya seseorang melakukan hubungan dengan berganti-ganti pasangan. Bisa juga
karena melakukan hubungan seksual yang sebelumnya telah terjangkit salah satu
penyakit ini. (Ajen Dianawati, 2003). Penyakit Menular Seksual (PMS) (kadang
disebut Infeksi Menular Seksual atau penyakit kelamin) adalah sekelompok
infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual. Kebanyakan PMS dapat
ditularkan melalui hubungan seksual antara penis, vagina, anus dan/atau mulut.
Penyakit Menular Seksual (PMS) atau Penyakit Kelamin (venereal diseases) telah
lama dikenal. Di Indonesia, PMS sering disebut sifilis dan kencing nanah.
1.3.1
Penyebab Penularan PMS
Salah satu akibat yang ditimbulkan oleh aktivitas seks
yang kurang sehat adalah munculnya penyakit menular seksual. Penularan penyakit
ini biasanya terjadi karena seringnya seseorang melakukan hubungan seksual
dengan berganti-ganti pasangan. Bisa juga karena melakukan hubungan
seksual dengan orang yang sebelumnya sudah terkena penyakit ini. (Ajen
Dianawati, 2003).
Kontak tubuh yang dapat menularkan PMS adalah ciuman,
hubungan seksual, hubungan seksual melalui anus, kunilingus, anilingus, felasio,
dan kontak mulut atau genital dengan payudara. Menurut Somelus (2008), Cara lain seseorang
dapat tertular PMS juga melalui :
1.Darah
Dari
tansfusi darah yang terinfeksi, menggunakan jarum suntik bersama, atau benda tajam
lainnya ke bagian tubuh untuk menggunakan obat atas membuat tato.
2.Ibu hamil kepada bayinya
Penularan selama kehamilan, selama proses
kelahiran. Setelah lahir, HIV bisa menular
melalui menyusui.
3.Herpes dapat menular melalui sentuhan karena
penyakit herpes ini biasanya terdapat luka
luka yang
dapat menular bila kita tersentuh, memakai handuk yang lembab yang dipakai
oleh orang
penderita herpes.
Pembuatan tato di badan, tindik, atau penggunaan
narkoba memberi sumbangan besar dalam penularan HIV/AIDS. Sejak 2001, pemakaian jarum suntik yang tidak
aman menduduki angka lebih dari 51 % cara penularan HIV/AIDS. Orang yang paling berisiko terkena PMS adalah orang
yang suka berganti pasangan seksual dan orang yang walaupun setia pada satu
pasangan namun pasangan tersebut suka berganti-ganti pasangan seksual. Kebanyakan
yang terkena PMS berusia 15 – 29 tahun, tapi ada pula bayi yang lahir membawa
PMS karena tertular dari ibunya.
Orang yang tergolong kelompok resiko terkena PMS
adalah usia antara 20-30 tahun pada laki-laki, 16-24 tahun pada wanita, 20-24
tahun terjadi pada dua jenis kelamin. Hal demikian bisa juga terjadi pada
pelancong, pekerja sek komersial atau diseut sebagai wanita tuna susil, pecandu
narkotika dan homoseksual. Penyakit Menular Seksual Yang Disebabkan Oleh Organisme dan Bakteri
a. HIV
HIV adalah
singkatan dari Human immunodeficiency Virus. Infeksi akut dilaporkan
dapat menyebabkan suatu sindrom menyerupai mononucleosis
dengan gejala demam,
malaise, nyeri otot, nyeri kepala, kelelahan, ruam
generalisata, sakit tenggorokan,
limfadenopati, dan lesi mukokutan yang khas. Salah
satu kesulitan mengenali infeksi
Human Immunideficiency Virus (HIV) adalah masa laten tanpa gejala lama, antara 2 bulan
hingga 5 tahun. Umur rata-rata saat diagnosis infeksi Human
Immunideficiency Virus
(HIV) ditegakkan
adalah 35 tahun. (Benson and Pernoll, 2009)
a.
Gonorea
Gonorea
merupakan penyakit menular yang paling sering di jumpai di berbagai Negara yang
lebih maju. Rerata di negara-negara ini
adalah 5-10 kali lebih tinggi dibandingkan dengan negara yang kurang maju. Penyakit
ini ditularkan melalui hubungan seksual.
Sebutan
lain penyakit ini adalah kencing nanah. Penyakit ini menyerang organ seks dan
organ kemih. Selain itu akan menyerang selaput lendir mulut, mata, anus, dan
beberapa bagian organ tubuh lainnya. Bakteri yang membawa penyakit ini
dinamakan gonococcus. Kokus gram negative yang menyebabkan penyakit ini yaitu
Neisseria Gonorrhoeae. (Ajen Dianawati, 2003)
Gejala
Klinis Gonorhea
1. Pria :
Duh tubuh uretra, kental, putih kekuningan atau kuning
2. Wanita :
Seringkali tanpa gejala, bila ada
duh tubuh putih atau kuning terutama di daerah
mulut rahim sehingga perlu pemeriksaan dalam. (Depkes RI, 2008).
Konsekuensi kesehatan yang paling penting akibat
infeksi gonorrhea adalah kerusakan tuba fallopi yang berkaitan dengan
predisposisi terjadinya kehamilan ektopik (tuba) dan infertilitas.
b.
Sifilis
Sifilis dikenal juga dengan sebutan “raja
singa”.Penyakit ini sangat berbahaya. Penyakit ini ditularkan melalui hubungan
seksual atau penggunaan barang-barang dari seseorang yang tertular (seperti
baju, handuk, dan jarum suntik). Penyebab timbulnya penyakit ini adalah kuman
treponema pallidum. Kuman ini menyerang organ-organ penting tubuh lainnya
seperti selaput lendir, anus, bibir, lidah dan mulut. Gejala umum yang timbul
pada sifilis yaitu adanya luka atau koreng, jumlah biasanya satu, bulat atau,
lonjong, dasar bersih, teraba kenyal sampai keras, tidak ada rasa nyeri pada
penekanan. Kelenjar getah bening di lipat paha bagian dalam membesar, kenyal,
juga tidak nyeri pada penekanan. Untuk gejala yang lebih khusus, penularan dan
gejala yang yang terlihat terbagi dalam 3 tingkatan, dan setiap tingkatan
berbeda-beda.
1. Tingkat I
a. Penularannya sudah terdeteksi sekitar 10-90 hari setelah
melakukan hubungan
seksual.
b.Gejala yang terlihat adalah
adanya luka kecil bernanah disertai rasa sakit yang amat sangat selanjutnya
terjadi pembengkakan kelenjar getah bening yang mengeras disekitar luka,
seperti dilipatan paha.
2. Tingkat II
a.Terjadi
sekitar 40 hari setelah masuk pada tingkat 1.
b.Gejala
yang terlihat adalah adanya luka-luka kecil berwarna merah di sekitar
permukaan
kulit, dari kulit kepala hingga telapak tangan dan kaki. Luka-luka ini
timbul
karena kuman telah menyebar melalui peredaran darah.
c.Gejala
lainnya adalah keluhan sakit tenggorokan, punsing, lesu, nyeri otot, terjadi
kerontokan rambut, dan kulit kepala terasa gatal.
3. Tingkat III
a.Terjadi
setelah 10-15 tahun kemudian.
b.Gejalanya
antara lain ditemukan benjolan-benjolan pada bagian tubuh yang terserang.
Bernjolan tersebut melunak dan pecah sehingga
mengeluarkan cairan. Bagian tubuh yang terserang akan mengalami kerusakan. Jika
kuman mulai menyerang otak, orang yang terserang akan mengalami gangguan
kejiwaan atau gila. Jika yang diserang bagian sumsum tulang belakang, niscaya
orang tersebut akan mengalami kelumpuhan, kemunduran kerja jantung, dan
kerusakan jaringan susunan saraf, serta masih banyak lagi kerusakan-kerusakan
lainnya. Perempuan yang hamil bisa saja terserang penyakit ini,
sehingga bayi yang akan lahir mengalami kelumpuhan fisik dan mental, itupun
jika mereka dapat bertahan hidup. Biasanya, bayi-bayi ini akan meninggal dalam
kandungan jika kuman menyerang uterus. Kalaupun bisa lahir, bayi-bayi ini
meninggal seminggu setelah kelahirannya. Obat untuk menyelamatkan para bayi
yang terserang penyakit ini sampai sekarang belum ada.
d. Vaginitis
Vaginitis adalah istilah yang dipakai untuk
menunjukkan adanya infeksi atau peradangan vagina. Vaginitis biasanya ditandai
dengan adanya cairan berbau kurang enak yang keluar dari vagina. Gejala lain
adalah gatal atau iritasi di daerah kemaluan dan perih sewaktu kencing. Beberapa
kasus vaginitis disebabkan oleh reaksi alergi atau kepekaan terhadap bahan
kimia. Umumnya disebabkan oleh kuman yang ditularkan secara seksual atau yang
tadinya menetap di vagina dan menjadi ganas karena gangguan keseimbangan di
dalam vagina.
e. Klamidia
Klamidia berasal dari kata Chlamydia, sejenis
organisme mikroskopik yang dapat menyebabkan infeksi pada leher rahim, saluran
indung telur, dan dan saluran kencing.
Gejala yang banyak dijumpai pada penderita penyakit
ini adalah keluarnya cairan dari vagina yang berwarna kuning, disertai rasa
panas seperti terbakar ketika kencing. Karena organisme ini dapat menetap
selama bertahun-tahun dalam tubuh seseorang. Klamidia akan merusak organ
reproduksi penderita dengan atau tanpa merasakan gejala apa pun.
f. Candidiasis
(Keputihan)
Merupakan infeksi pada muara dan saluran
vagina yang paling sering terjadi oleh karena sejenis ragi.
Kuman Candida Albicans ini hidup pada selaput lendir dari
sebagian besar orang yang sehat dan tentunya merupakan kuman yang umum
ditemukan dalam vagina.
Sebutan nama candida sebagai penyakit
menular seksual masih baru, namun demikian semakin bertambah
bukti adanya penularan melalui hubungan seks. Penyakit ini biasa juga disebut sebagai infeksi ragi.
Sebenarnya, dalam vagina terdapat berjuta-juta ragi. Meskipun tidak akan
menimbulkan masalah, karena ragi berkembang terlalu pesat, dalam keadaan
tertentu dapat menyebabkan infeksi. Gejala yang dapat terlihat pada perempuan
adalah keluarnya cairan kental berwarna putih disertai dengan pembengkakan dan
gatal-gatal pada vagina. Pada laki-laki, infeksi ini dapat menyebabkan rasa
panas, seperti terbakar dan gatal pada saluran kencingnya.
g. Chancroid
Penyakit ini diawali dengan benjolan-benjolan kecil
yang muncul disekitar genetalia atau anus, 4-5 hari setelah kontak dengan
penderita. Benjolan itu akhirnya akan terbuka dan mengeluarkan cairan yang
berbau tidak sedap. Borok chancroid pada pria biasanya sangat menyakitkan,
sedangkan pada wanita tidak menimbulkan rasa sakit Chancroid adalah sejenis
bakteri yang menyerang kulit kelamin dan menyebabkan luka kecil bernanah. Jika
luka ini pecah, bakteri akan menjalar kearah pubik dan kelamin.
h. Granula
inguinale
Penyakit ini sama dengan chancroid, yaitu disebabkan
oleh bakteri. Bagian yang terserang biasanya permukaan kulit penis, bibir
vagina, klitoris, dan anus, akan berubah membentuk jaringan berisi cairan yang
mengeluarkan bau tidak sedap selanjutnya akan terjadi pembesaran yang bersifat
permanen atau terlihat sesekali pada penis, klitoris, dan kandung pelir.
Penderita bisa kehilangan berat badan, kemudian meninggal dunia.
Penyakit ini tidak memperlihatkan gejala-gejala awal,
Memasuki masa 3 bulan, barulah terlihat adanya infeksi yang sangat berbahaya
dan dapat ditularkan kepada orang lain.
3.3.2
Pencegahan PMS/HIV-AIDS
Cara utama mencegah Penyakit Menular Seksual (PMS) termasuk juga HIV/AIDS adalah :
1. Pencegahan penularan melalui hubungan seksual
dengan berprilaku seksual yang aman (dikenal dengan singkatan “ABC”)
a. Abstinensia adalah tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah
b. Be
faithful adalah setia terhadap pasangan yang sah (suami-istri)
c.
Condom; menggunakan kondom
2. Pencegahan penularan melalui darah
3. Pencegahan penularan darah ibu ke anak
Tanda dan Gejala Penyakit Menular Seksual HIV AIDS biasanya terjadi pada; (1)
saluran pencernaan ; pendrita Penyakit Menular Seksual HIV AIDS menampakkan tanda
dan gejala seperti hilangnya nafsu makan, mual dan muntah, kerap mengalami penyakit
jamur pada rongga mulut dan kerongkongan, serta mengalami diarhea yang kronik. Hal tersebut dapat terjadi pada : (1) Saluran pernafasan; Penderita Penyakit Menular Seksual HIV AIDS
mengalami nafas pendek, nafas berhenti sekejap, batuk, nyeri dada dan demam
seprti terserang infeksi virus lainnya (Pneumonia). Tidak jarang diagnosa pada
stadium awal Penyakit Menular Seksual HIV AIDS diduga sebagai TBC. (3) Saluran kemih dan Reproduksi pada wanita; Penderita seringkali
mengalami penyakit jamur pada vagina, hal ini sebagai tanda awal terinfeksi
Penyakit Menular Seksual HIV AIDS. Luka pada saluran kemih, menderita penyakit
syphillis dan dibandingkan Pria maka wanita lebih banyak jumlahnya yang
menderita penyakit cacar. Lainnya adalah penderita Penyakit Menular Seksual HIV
AIDS wanita banyak yang mengalami peradangan rongga (tulang) pelvic dikenal
sebagai istilah ‘pelvic inflammatory disease (PID)’ dan mengalami masa haid
yang tidak teratur (abnormal), (4) System Integument (Jaringan kulit). Penderita Penyakit Menular Seksual
HIV AIDS mengalami serangan virus cacar air (herpes simplex) atau carar api
(herpes zoster) dan berbagai macam penyakit kulit yang menimbulkan rasa nyeri
pada jaringan kulit. Lainnya adalah mengalami infeksi jaringan rambut pada
kulit (Folliculities), kulit kering berbercak (kulit lapisan luar retak-retak)
serta Eczema atau psoriasis; (5). System Persyarafan; Terjadinya gangguan pada persyarafan
central yang mengakibatkan kurang ingatan, sakit kepala, susah berkonsentrasi,
sering tampak kebingungan dan respon anggota gerak melambat. Pada sistem
persyarafan ujung (Peripheral) akan menimbulkan nyeri dan kesemutan pada
telapak tangan dan kaki, reflek tendon yang kurang, selalu mengalami tensi
darah rendah dan Impoten. (6). Berat badan
tubuh; Penderita Penyakit Menular
Seksual HIV AIDS mengalami hal yang disebut juga wasting syndrome, yaitu
kehilangan berat badan tubuh hingga 10% dibawah normal karena gangguan pada
sistem protein dan energi di dalam tubuh seperti yang dikenal sebagai
malnutrisi termasuk juga karena gangguan absorbsi/penyerapan makanan pada
sistem pencernaan yang mengakibatkan diarhea kronik, kondisi letih dan lemah
kurang bertenaga.
RANGKUMAN
1.
Hak
reproduksi secara umum diartikan sebagai hak yang dimiliki oleh individu baik
laki-laki maupun perempuan yang berkaitan dengan keadaan reproduksinya.
2.
Kesehatan
seksual didefinisikan sebagai keadaan sejahtera secara fisik, mental dan
sosial secara utuh, tidak semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan
dalam semua hal yang berkaitan dengan seksualitas.
3.
Kesehatan
seksual memerlukan adanya penghargaan terhadap seksualitas seseorang,
termasuk dalam hal merasakan
kenikmatan seksual dan hubungan seks yang aman tanpa paksaan dan kekerasan.
4.
Kesehatan
reproduksi dapat didefinisikan sebagai keadaan sejahtera
secara fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak semata-mata terbebas
dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem
reproduksi, fungsi dan prosesnya.
5.
Penyakit
Menular Seksual (PMS) (kadang disebut Infeksi Menular Seksual atau penyakit kelamin)
adalah sekelompok infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual. Salah
satu akibat yang ditimbulkan oleh aktivitas seks yang kurang sehat adalah
munculnya penyakit menular seksual.
6.
Penularan
penyakit ini biasanya terjadi karena seringnya seseorang melakukan hubungan
seksual dengan berganti-ganti pasangan. Bisa juga karena melakukan
hubungan seksual dengan orang yang sebelumnya sudah terkena penyakit ini.
7.
Kontak
tubuh yang dapat menularkan PMS adalah ciuman, hubungan seksual, hubungan
seksual melalui anus, kunilingus, anilingus, felasio, dan kontak mulut atau
genital dengan payudara.
|
TUGAS TERSTRUKTUR
Secara berkelompok, lima atau enam orang buatlah
sebuah makalah untuk dipresentasikan di depan kelas, tentang issu kesehatan lingkungan yang
terkait dengan kesehatan reproduksi remaja.
EVALUASI
1. Jelaskan secara singkat definisi kesehatan reproduksi
remaja!.
2. Jelaskan pula apa yang dimaksud
kesehatan seksual!.
3. Jelaskan apa yang saudara ketahui tentang penyakit menular seksual dan
bagaimana cara pencegahannya!.
4. Jelaskan apa penyebab terjadinya
kekerasan dan perkosaan terhadap perempuan!
5. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat.
No comments:
Post a Comment